
Dalam beberapa tahun terakhir, TikTok telah menjadi pesaing utama bagi Meta (sebelumnya Facebook), mengancam dominasi perusahaan media sosial terbesar dunia tersebut. Mark Zuckerberg, CEO Meta, secara terbuka mengakui bahwa perusahaan menghadapi persaingan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari TikTok, yang telah merebut perhatian pengguna muda dan mengubah cara orang berinteraksi dengan konten digital.CPU DataBusiness Insider
Kejatuhan Meta dan Dominasi TikTok
Pada kuartal keempat 2022, Meta melaporkan penurunan jumlah pengguna harian untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, dengan kehilangan sekitar 1 juta pengguna. Sementara itu, TikTok terus berkembang pesat, menarik perhatian generasi muda dengan format video pendek yang menarik dan algoritma rekomendasi yang canggih. Zuckerberg menyebut persaingan dengan TikTok sebagai “tingkat persaingan yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan menekankan pentingnya fokus pada video pendek melalui fitur Instagram Reels untuk bersaing efektif. Business Insider
Strategi Meta: Fokus pada Video Pendek
Menanggapi dominasi TikTok, Meta meluncurkan Instagram Reels pada 2020 dan Facebook Reels pada 2022, berusaha meniru kesuksesan TikTok. Namun, Zuckerberg mengakui bahwa Meta terlambat dalam merespons tren baru ini dan awalnya menganggap TikTok hanya sebagai platform berbagi video, bukan sebagai pesaing serius dalam industri media sosial. CPU Data+1AsliNews+1
Bukti Internal: Strategi “Beli atau Hancurkan”
Dalam sidang antitrust yang berlangsung pada April 2025, email internal dari Zuckerberg menjadi bukti penting bahwa Meta menggunakan strategi “beli atau hancurkan” untuk mengeliminasi pesaing. Dalam sebuah email tahun 2012, Zuckerberg menyatakan bahwa akuisisi Instagram akan “menetralkan pesaing”, menunjukkan niat untuk mengakuisisi pesaing potensial daripada bersaing secara langsung. FTC menilai bukti ini sebagai indikasi kuat praktik anti-persaingan yang merugikan konsumen. New York Post+1Financial Times+1
Meta Berusaha Beradaptasi
Untuk menghadapi tantangan ini, Meta berusaha kembali ke akar sosialnya dengan meluncurkan tab “Friends” di aplikasi Facebook, menekankan konten dari teman-teman pengguna. Zuckerberg mengakui bahwa “keajaiban teman” telah memudar dan berusaha mengembalikan fokus pada koneksi pribadi. AsliNewsWIRED
Dampak Finansial dan Regulasi
Persaingan dengan TikTok juga berdampak pada kinerja finansial Meta. Pada 2021, Meta melaporkan kerugian sebesar $10 miliar dari investasi di metaverse, sementara valuasi perusahaan turun hampir $240 miliar dalam satu hari pada 2022. Zuckerberg juga menghadapi tekanan dari regulator AS yang mempertimbangkan pembubaran perusahaan jika terbukti melakukan praktik monopoli yang merugikan konsumen. Business Insider+1Business Insider Nederland+1merdeka.com
Kesimpulan:
Persaingan antara Meta dan TikTok menunjukkan dinamika industri media sosial yang terus berubah. Meskipun Meta masih menjadi pemain dominan, TikTok telah berhasil merebut perhatian pengguna muda dengan pendekatan yang segar dan inovatif. Zuckerberg dan Meta kini berada di persimpangan jalan, harus beradaptasi dengan cepat untuk mempertahankan relevansi di pasar yang semakin kompetitif ini.